Pengalaman membuat Visa Taiwan di Hong Kong
Halaman 3
Aku langsung mengganti no handphone ku lalu ku telfon bunda Neneng untuk menjadi penunjuk arah untuk menuju alamat hostel yang telah ku pesan. Setelah berada di luar bandara aku langsung menuju terminal bus untuk menuju ke stasiun kereta. Sesampai di stasiun kereta aku langsung membeli tiket menuju stasiun Tsim Sha Tsui yaitu stasiun yang berada dekat dengan hostelku.
Pada
akhirnya Alhamdulillah
semua berjalan lancar hingga sampai ke tempat
tujuan yaitu stasiun Tsim Sha Tsui. Setelah
turun dari stasiun aku bukanlah mencari
hostelku namun yang aku cari adalah masjid
Kowloon. Aku langsung menghubungi Bunda
Neneng untuk menanyakan keberadaan masjid
tersebut. Ternyata masjid Kowloon
ini memang tak jauh dari dimana aku turun di stasiun kereta tersebut
kemudian aku langsung bergegas menuju ke masjid
Kowloon yang telah tampak dari dekat pintu
keluar stasiun. Sampai di masjid aku
merasakan ketenangan yang begitu dalam. Dari berbagai perjalanan yang
pernah aku lalui aku memang selalu mencari masjid sebagi tujuan
utama. Seperti ketika ke Beijing dan ke
shanghai misalnya , kami selalu mencari masjid sebagai tempat ibadah
sekaligus persinggahan untuk mencari ketenangan.
Setalah
selesai sholat aku melanjutkan perjalanan untuk mencari hostel dengan
alamat yang telah tertera pada tiket berbentuk selembaran kertas HVS.
Akupun mulai menanyakan alamat hostel tersebut kepada orang Turki
yang tadinya orang ini menjadi imam sholatku karena kami sama sama
ketinggalan sholat berjamaah. Aku langsung menanyakan alamat dengan
mengeluarkan selembaran tiket tersebut dan aku tunjukkan kepada orang
yang baru aku kenal itu. Ternyata dia tahu tempatnya dan percakapan
kami tak sampai disitu, dalam perjalanan menuju hostelku kami
mengobrol tentang sejarah dimana aku memang menyukai sejarah tentang
Turki Ottoman.
Tak terasa hostel yang aku tujupun sudah dekat sebenarnya aku belum
ingin masuk ke hostel dikarenakan kondisi
yang sangat lapar. Sebetulnya aku ingin
membeli makanan halal dulu, namun orang
Turki tersebut menyarankan aku untuk
meletakkan koperku di hostel terlebih dahulu.
Setelah sampai di depan pintu masuk aku sangat terkejut,
bagaimana tak terkejut karena untuk masuk ke dalam lift aku harus
antri sekitar 15-20 orang dan lift pun begitu lama turunnya
dikarenakan gedungnya sangat tinggi dan ada banyak lantai yang setiap
lantainya kemungkinan ada orang yang terus bergantian untuk naik
maupun turun. Kebayang kan? Dan tak lama kemudian orang Turki
tersebut datang mendekatiku yang sedang antri didalam barisan dia
datang dan memberiku uang 500 dolar hongkong atau sekitar 850.000,
aku sempat menolak karena tak seharusnya
dia memberiku uang tanpa ada sebab. Dia memberiku uang hanya dengan
alasan karena aku masih pelajar.
Setelah memberiku uang dia pamit untuk tidak dapat menemaniku mengantarkan membeli makanan halal dikarenakan ada urusan. Disitu aku merasa ketika kita selalu mengingat Allah kita akan dimudahkan dalam segala urusan. Tak perlu takut untuk berpijak di belahan bumi manapun, jangan khawatir semua bumi, langit dan seisinya ini milik Allah begitupun rezeki semuanya udah diatur dan datang dari arah yang tak disangka sangka. Setelah beberapa lama menunggu akhirnya aku sampai di depan lift lalu aku masuk ke lift dan stop di lantai 3 sesuai lantai kamar hostelku kemudian aku melakukan check in dan dapat beristirahat sejenak. Hostelku memang hostel biasa bukan sebuah hotel mewah karena aku mencari penginapan dengan harga yang murah. Walaupun semua kegiatan ini didanai namun aku tetap harus berhemat. Setelah beristirahat sejenak perutku begitu keroncongan karena merasa sangat lapar. Akhirnya aku memutuskan keluar dari hostel dan menuju toko yang menjual makanan namun ketika masuk ke toko, begitu terkejutnya diriku ketika melihat harga harga makanan yang sangat mahal. Bisa kalian bayangkan nasi ayam yang biasanya di china bisa aku dapatkan dengan harga 11 yuan atau setara 22.000 rupiah namun di Hong Kong harganya 50 dollar Hong Kong atau setara 85.000 rupiah.
Setelah memberiku uang dia pamit untuk tidak dapat menemaniku mengantarkan membeli makanan halal dikarenakan ada urusan. Disitu aku merasa ketika kita selalu mengingat Allah kita akan dimudahkan dalam segala urusan. Tak perlu takut untuk berpijak di belahan bumi manapun, jangan khawatir semua bumi, langit dan seisinya ini milik Allah begitupun rezeki semuanya udah diatur dan datang dari arah yang tak disangka sangka. Setelah beberapa lama menunggu akhirnya aku sampai di depan lift lalu aku masuk ke lift dan stop di lantai 3 sesuai lantai kamar hostelku kemudian aku melakukan check in dan dapat beristirahat sejenak. Hostelku memang hostel biasa bukan sebuah hotel mewah karena aku mencari penginapan dengan harga yang murah. Walaupun semua kegiatan ini didanai namun aku tetap harus berhemat. Setelah beristirahat sejenak perutku begitu keroncongan karena merasa sangat lapar. Akhirnya aku memutuskan keluar dari hostel dan menuju toko yang menjual makanan namun ketika masuk ke toko, begitu terkejutnya diriku ketika melihat harga harga makanan yang sangat mahal. Bisa kalian bayangkan nasi ayam yang biasanya di china bisa aku dapatkan dengan harga 11 yuan atau setara 22.000 rupiah namun di Hong Kong harganya 50 dollar Hong Kong atau setara 85.000 rupiah.
Bentuk uang dollar Hong Kong
0 comments:
Post a Comment