Akhirnya
aku hanya membeli roti dan kopi untuk dapat mengganjal perut.
Aku makan roti dan ku minum kopi di kamar hostel yang berisi 9 orang,
orang orang tersebut dari berbagai negara berbeda beda yaitu Belanda,
Mexico, Jerman,
Prancis, Philipina,
dan China.
Malam
pun berlalu, pagi harinya aku membeli nasi
ayam untuk sarapan. Setelah makan akupun langsung menuju stasiun
kereta untuk menuju tempat pembuatan Visa. Jalan
menuju tempat pembuatan semuanya berjalan lancar,
namun ada kendala disaat ada dokument yang harus dibutuhkan yaitu
surat dari bank bahwa aku memiliki saldo di rekeningku.
Namun tak disangka ternyata di Hong Kong
ada bank BNI disitulah aku merasa sangat lega lalu aku menjumpai
cabang BNI di hongkong tersebut, ternyata cabang BNI yang satu ini
tidak dapat melakukan pencetakan pada buku tabungan lalu aku diberi
arahan oleh pihak bank untuk mengunjungi cabang BNI yang satunya dan
untungnya lokasinya
tak terlalu jauh meskipun harus naik kereta lagi. Akhirnya
surat dari bank mengenai isi saldo rekening ku bisa diprint di cabang
BNI tersebut sehingga dokument ku lengkap. Aku langsung bergegas
kembali ke kantor pembuatan Visa dan menyerahkan surat tersebut. Kini
semua berkas berkasku sudah lengkap dan pembayaran pembuatan visa
sebesar 400 dollar Hong Kong sudah beres kini tinggal menunggu esok
hari pukul 2 siang paspor beserta visa sudah dapat diambil.
Setelah
pengajuan tersebut aku kembali ke masjid
Kowloon. Namun
ketika di masjid aku di telfon Bunda Neneng
untuk menghadiri acara pengajian yang bertempat di kantor konsulat
jendral Republik Indonesia
di Hong Kong.
Aku pun ikut menghadiri acara tersebut namun ternyata sampai sana acara pengajian sudah selesai dan memasuki waktunya makan bersama. Di sinilah pemuda seperti aku merasakan kenikmatan yang luar biasa karena ketika itu cuaca di Hong Kong lumayan panas dan kondisiku yang lelah karena mondar mandir mengurus berkas kesana kemari maka kini perut memang sudah mulai lapar. Alhamdulilah ketika aku masuk bunda Neneng langsung mengenalkanku kepada para jamaah pengajian. Rasanya aku malu malu gimana gitu hahahah. Maklumlah isinya para ibu ibu semua hihihhihih. Tak berlalu lama bunda Neneng langsung mempersilahkanku untuk makan sekaligus mengambilkanku berbagai makanan dan disuguhkan di atas meja di hadapanku. Bunda Neneng begitu besar perhatiannya kepadaku padahal beliau baru saja kenal denganku. Di sinilah aku mulai merasa bahwa di Hong Kong aku tak sendiri. Di sini aku benar benar menemukan keluarga baru.

Setelah selesai makan aku bersama bunda Neneng dan mbak Efrianti Salim menuju masjid untuk menunaikan sholat zuhur. Mbak Efrianti Salim adalah warga negara Indonesia yang bekerja di Hong Kong selain bekerja Mbak Efrianti juga tetap melanjutkan pendidikannya dengan mengikut kuliah di Universitas Terbuka. Setelah sholat zuhur kami langsung jalan jalan menelusuri setiap sudut negara yang terkenal sebagai pusat pembelanjaan ini.
Hari pun
berganti, pagi itu setelah selesai mandi aku langsung bersiap siap
untuk membeli nasi ayam karena kondisi perut yang sudah lumayan
lapar. Setelah makan aku langsung menuju masjid Kowloon
yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat aku makan. Kini aku banyak
menghabiskan waktu di masjid hingga masuk waktu zuhur.
Lalu setelah sholat zuhur aku langsung
bergegas ke kantor tempat pembuatan visa dan akhirnya
setelah sampai di sana visaku sudah beres dan siap untuk di ambil.
Setelah
semua visaku beres aku diajak jalan jalan lagi oleh bunda Neneng
di sinilah aku dapat keluarga baru lagi bisa kenal dengan mbak Asha
yang juga tinggal bersama suaminya di Hong Kong.
Hari
pun berganti tak terasa hari itu sudah masuk hari Sabtu
yang berarti hari terakhir aku berada di
Hong Kong sesuai tanggal pembelian tiket yang ku
beli tanggal 18 november 2017 untuk kembali ke Nanjing.
Waktu jadwal penerbanganku pukul 20:40 sehingga hari itu aku masih
ada kesempatan satu hari untuk bermain di Hong Kong. Pagi itu aku
langsung check out dari hostel dan langsung bergegas menelusuri
setiap sudut bangunan yang tinggi dan ramai akan pedagang. Namun
sebenarnya pada hari itu Bunda Neneng memang telah mengundangku untuk
dapat berkunjung ke rumahnya. Oleh karena itu,
setelah aku puas berkeliling aku langsung menuju ke rumah
Bunda Neneng hingga hari semakin sore dan
akhirnya aku harus segera menuju bandara.
Pukul 20:40 aku telah terbang dan meninggalkan Hong Kong. Begitu
banyak cerita di sana, rasanya tak ingin
berpisah dengan mereka, berharap di lain
kesempatan kami dapat bertemu lagi.
SEKIAN
Penulis Utama : Miftahun Nurrochman
Peninjau Tulisan : Rizka Anggraini
Tanggal Publish : 7 February 2018
Aslkm
ReplyDeleteMiftahun pada saat mengurus VISA Taiwan diHK boleh tahu dokumen apa saja yg harus d siap kan? Apakah sama persyaratan dokumen pengurusan di Indo dgn di HK?
persyaratannya apa saja yg hrs dibawa di,pembuatan visa
ReplyDeletePersyaratan yang di bawa apakah pasport dan ktp saja ?
ReplyDelete