السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Wednesday, February 7, 2018

Pengalaman membuat Visa Taiwan di Hong Kong #4

Akhirnya aku hanya membeli roti dan kopi untuk dapat mengganjal perut. Aku makan roti dan ku minum kopi di kamar hostel yang berisi 9 orang, orang orang tersebut dari berbagai negara berbeda beda yaitu Belanda, Mexico, Jerman, Prancis, Philipina, dan China.

       Malam pun berlalu, pagi harinya aku membeli nasi ayam untuk sarapan. Setelah makan akupun langsung menuju stasiun kereta untuk menuju tempat pembuatan Visa. Jalan menuju tempat pembuatan semuanya berjalan lancar, namun ada kendala disaat ada dokument yang harus dibutuhkan yaitu surat dari bank bahwa aku memiliki saldo di rekeningku. Namun tak disangka ternyata di Hong Kong ada bank BNI disitulah aku merasa sangat lega lalu aku menjumpai cabang BNI di hongkong tersebut, ternyata cabang BNI yang satu ini tidak dapat melakukan pencetakan pada buku tabungan lalu aku diberi arahan oleh pihak bank untuk mengunjungi cabang BNI yang satunya dan untungnya lokasinya tak terlalu jauh meskipun harus naik kereta lagi. Akhirnya surat dari bank mengenai isi saldo rekening ku bisa diprint di cabang BNI tersebut sehingga dokument ku lengkap. Aku langsung bergegas kembali ke kantor pembuatan Visa dan menyerahkan surat tersebut. Kini semua berkas berkasku sudah lengkap dan pembayaran pembuatan visa sebesar 400 dollar Hong Kong sudah beres kini tinggal menunggu esok hari pukul 2 siang paspor beserta visa sudah dapat diambil.
        Setelah pengajuan tersebut aku kembali ke masjid Kowloon. Namun ketika di masjid aku di telfon Bunda Neneng untuk menghadiri acara pengajian yang bertempat di kantor konsulat jendral Republik Indonesia di Hong Kong. 
 
      
       Aku pun ikut menghadiri acara tersebut namun ternyata sampai sana acara pengajian sudah selesai dan memasuki waktunya makan bersama. Di sinilah pemuda seperti aku merasakan kenikmatan yang luar biasa karena ketika itu cuaca di Hong Kong lumayan panas dan kondisiku yang lelah karena mondar mandir mengurus berkas kesana kemari maka kini perut memang sudah mulai lapar. Alhamdulilah ketika aku masuk bunda Neneng langsung mengenalkanku kepada para jamaah pengajian. Rasanya aku malu malu gimana gitu hahahah. Maklumlah isinya para ibu ibu semua hihihhihih. Tak berlalu lama bunda Neneng langsung mempersilahkanku untuk makan sekaligus mengambilkanku berbagai makanan dan disuguhkan di atas meja di hadapanku. Bunda Neneng begitu besar perhatiannya kepadaku padahal beliau baru saja kenal denganku. Di sinilah aku mulai merasa bahwa di Hong Kong aku tak sendiri. Di sini aku benar benar menemukan keluarga baru.

 


       Setelah selesai makan aku bersama bunda Neneng dan mbak Efrianti Salim menuju masjid untuk menunaikan sholat zuhur. Mbak Efrianti Salim adalah warga negara Indonesia yang bekerja di Hong Kong selain bekerja  Mbak Efrianti juga tetap melanjutkan pendidikannya dengan mengikut kuliah di Universitas Terbuka. Setelah sholat zuhur kami langsung jalan jalan menelusuri setiap sudut negara yang terkenal sebagai pusat pembelanjaan ini.



       Hari pun berganti, pagi itu setelah selesai mandi aku langsung bersiap siap untuk membeli nasi ayam karena kondisi perut yang sudah lumayan lapar. Setelah makan aku langsung menuju masjid Kowloon yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat aku makan. Kini aku banyak menghabiskan waktu di masjid hingga masuk waktu zuhur. Lalu setelah sholat zuhur aku langsung bergegas ke kantor tempat pembuatan visa dan akhirnya setelah sampai di sana visaku sudah beres dan siap untuk di ambil.



       Setelah semua visaku beres aku diajak jalan jalan lagi oleh bunda Neneng di sinilah aku dapat keluarga baru lagi bisa kenal dengan mbak Asha yang juga tinggal bersama suaminya di Hong Kong.


       Hari pun berganti tak terasa hari itu sudah masuk hari Sabtu yang berarti hari terakhir aku berada di Hong Kong sesuai tanggal pembelian tiket yang ku beli tanggal 18 november 2017 untuk kembali ke Nanjing. Waktu jadwal penerbanganku pukul 20:40 sehingga hari itu aku masih ada kesempatan satu hari untuk bermain di Hong Kong. Pagi itu aku langsung check out dari hostel dan langsung bergegas menelusuri setiap sudut bangunan yang tinggi dan ramai akan pedagang. Namun sebenarnya pada hari itu Bunda Neneng memang telah mengundangku untuk dapat berkunjung ke rumahnya. Oleh karena itu, setelah aku puas berkeliling aku langsung menuju ke rumah Bunda Neneng hingga hari semakin sore dan akhirnya aku harus segera menuju bandara. Pukul 20:40 aku telah terbang dan meninggalkan Hong Kong. Begitu banyak cerita di sana, rasanya tak ingin berpisah dengan mereka, berharap di lain kesempatan kami dapat bertemu lagi. 


SEKIAN 


Penulis Utama    : Miftahun Nurrochman
Peninjau Tulisan : Rizka Anggraini
Tanggal Publish  : 7 February 2018

3 comments:

  1. Aslkm
    Miftahun pada saat mengurus VISA Taiwan diHK boleh tahu dokumen apa saja yg harus d siap kan? Apakah sama persyaratan dokumen pengurusan di Indo dgn di HK?

    ReplyDelete
  2. persyaratannya apa saja yg hrs dibawa di,pembuatan visa

    ReplyDelete
  3. Persyaratan yang di bawa apakah pasport dan ktp saja ?

    ReplyDelete